Pelestarian Budaya: Pengembalian Nama Asli Tiga Lokasi Wisata di Bromo Tengger Semeru

Pelestarian Budaya: Pengembalian Nama Asli Tiga Lokasi Wisata di Bromo Tengger Semeru

Sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya lokal, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) bersama romo dukun dan tokoh masyarakat Tengger telah sepakat untuk mengembalikan nama asli tiga lokasi wisata di kawasan Bromo. Langkah ini tidak hanya penting untuk menjaga warisan budaya, tetapi juga untuk memperkuat identitas lokal di tengah perkembangan pariwisata.

Pengembalian Nama Lokasi Wisata

Tiga lokasi wisata yang telah dikembalikan ke nama aslinya adalah Bukit Teletubies, Bukit Cinta, dan Bukit Kingkong. Masing-masing lokasi ini memiliki sejarah dan makna tersendiri dalam budaya Tengger, yang kini diangkat kembali ke permukaan.

Lembah Watangan (Sebelumnya Bukit Teletubies)

Bukit Teletubies, yang dikenal oleh banyak wisatawan, kini dikembalikan ke nama aslinya, Lembah Watangan. Menurut sejarah, Lembah Watangan adalah dataran rendah yang pada seribu tahun lalu dipenuhi oleh pepohonan vegetasi asli Tengger. Pepohonan ini awalnya sangat terjaga hingga akhirnya roboh seiring berjalannya waktu. Nama Watangan sendiri berasal dari banyaknya pohon watang yang roboh di lokasi tersebut.

Lemah Pasar (Sebelumnya Bukit Cinta)

Bukit Cinta juga dikembalikan ke nama aslinya, Lemah Pasar, yang dulunya dikenal sebagai Pasar Agung. Lemah Pasar merupakan tempat yang penting dalam tradisi Tengger, karena digunakan untuk memenuhi kebutuhan upacara adat.

Bukit Kedaluh (Sebelumnya Bukit Kingkong)

Nama Bukit Kingkong dikembalikan menjadi Bukit Kedaluh. Nama ini berasal dari dua kata dalam bahasa Sanskerta: “Kada” yang berarti merindukan dan “Luh” yang berarti pemberi hujan atau Dewa Indra. Bukit Kedaluh secara harfiah berarti merindukan pemberi hujan, dengan harapan untuk membawa kesuburan ke wilayah Tengger.

    Deklarasi dan Peresmian

    Pengembalian nama-nama ini diumumkan dalam sebuah deklarasi yang diadakan setelah upacara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia di Laut Pasir Bromo. Deklarasi ini dibacakan oleh Kartono dan ditandatangani oleh Plt Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, romo dukun Tengger, tokoh masyarakat Tengger, serta pejabat administrator lainnya.

    TNBTS juga telah meresmikan signage atau papan tanda baru di lokasi Lembah Watangan, yang menampilkan nama asli lokasi tersebut. Langkah ini diharapkan dapat mengedukasi wisatawan dan instansi pemerintah untuk menggunakan nama lokal yang benar, sekaligus mempromosikan identitas budaya Tengger.

    Dukungan Sosialisasi

    TNBTS berharap bahwa upaya pelestarian budaya ini akan mendapat dukungan luas, baik dari instansi pemerintah maupun dari wisatawan. Sosialisasi mengenai pengembalian nama-nama asli ini penting untuk memastikan bahwa warisan budaya Tengger tetap hidup dan dihormati, bahkan di tengah arus pariwisata yang terus berkembang.

    Dengan mengembalikan nama-nama ini, TNBTS menunjukkan komitmennya untuk menjaga keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan pelestarian budaya, memastikan bahwa identitas lokal tetap kuat di tengah modernisasi.